Ponari Sang Dukun Cilik Ajaib

Written by bocahiseng on Wednesday, February 11, 2009

Ponari Sang Dukun Cilik Ajaib ? wahh dari judulnya aja Ponari itu kayanya hebat banget ajaib gitu lohh, Siapa sih ponari itu yeaahh ponari adalah pelawak lenong terkenal dengan suara yang cemprengg WOoooOI itu sih po nori :: sori-sori ::


foto ponari si dukun cilik ajaib dari jombang

Ponari atau muhamad ponari adalah seorang bocah iseng warga Dusun Kedungari Desa Balongsari Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, yang tiba-tiba mendadak saja dicari banyak orang karana ponari ini di anggap memiliki kemampuan supranatural yang bisa menyembuhkan orang sakit.

Warga percaya, jika meminum air yang sudah dicelup batu milik Ponari, penyakit yang diderita akan segera sembuh. Kepercayaan ini, berawal dari kisah Ponari, yang sempat hampir pingsan karena tersambar petir pada pertengahan Januari 2009 lalu.

Kisah Ponari ini sendiri, bermula dari kejadian mistis yang terjadi sebulan lalu. Saat itu, dia mendapati batu berwarna kuning emas di atas kepalanya, sesaat setelah petir menyambar. Batu itu kemudian, berulang kali ia buang dan kembali ke tangannya.

Praktek Ponari Sang Dukun Cilik Ajaib ini juga sudah memakan beberapa korban ? bukan karana keracunan air yang dicelupkan batu milik anak ajaib itu melainkan karana kelelahan berdesakan mengantri memperoleh pengobatan dari sang dukun cilik ini.

Kalau menurut medis sih katanya yang berperan adalah sugesti si pasien. dan kalau gak salah Dari hari ke hari pasien Ponari mencapai angka 50 ribu orang. ::wew::

Saya pribadi bertanya-tanya dalam hati apakah ini ::: cieeeh bahasanya :: yahh apakah ini merupakan keputus asaa orang pada penyakitnya !! atau karana biaya untuk berobat kedokter itu mahal ::emang bener sihh mahal:: jadi istilahnya orang yang gak punya duit itu dilarang sakit :lol: nihh ada sedkiti kutipan beritanya.

Tarif Dokter Mahal, Pasien Ponari Membludak

Dari puluhan ribu warga yang berharap sembuh ini, setidaknya memiliki alasan kenapa mereka harus rela mengantre hingga beberapa hari, hanya sekedar meminta air yang dijampi-jampi dengan batu yang katanya ajaib itu. Selain alasan ingin sembuh, mereka juga memiliki alasan yang bisa memukul para dokter. Kenapa demikian, mereka menganggap jika tarif dokter yang melangit, tak lagi terjangkau.

Alasan itu tak hanya alasan yang diungkapkan segelintir orang saja. Setidaknya, ini dibuktikan dengan "baju" para pasien Ponari yang rata-rata adalah kalangan menengah bawah. Hanya berbekal uang Rp1.000 untuk membeli tiket antrean, dan beberapa lembar ribuan lainnya untuk sumbangan, mereka sudah mendapatkan sugesti jika sakitnya akan hilang berkat tangan Ponari.

Setidaknya, alasan inilah yang diungkapkan Karim (36), salah satu pasien dari Kota Blitar yang kemarin bertandang ke rumah praktik Ponari. Bapak yang mengalami sakit pegal-pegal dan tak kunjung sembuh ini, mengaku enggan pergi ke dokter untuk sakit yang sudah tujuh bulan menghinggapinya itu. Lagi-lagi, alasannya adalah mahalnya biaya untuk berobat ke dokter.

"Kalau ke dokter mahal. Di sini (rumah Ponari), cukup hanya dengan membeli kupon saja. Soal tarif, tak ditentukan," kata Karim, sembari memegang erat segelas air mineral untuk dijampikan ke Ponari.

Hanya alasan tarif itu, ia harus rela berlama-lama dan berdesakan diantara puluhan ribu pasien Ponari lainnya. Meski dalam sehari, tak tentu ia bisa mendapatkan obat atas sakitnya itu. Sudah dua hari ini ia menginap di desa kelahiran Ponari. Tidurpun, ia tak mengabaikan. "Saya tidur di teras rumah penduduk. Sebelumnya, saya tidur di masjid. Dan baru hari ini saya dapat kupon," lanjutnya, kemudian menunjukkan kupon bernomor 8818 itu.

Dia lantas menyinggung kualitas dokter dalam menangani pasiennya. Tanpa meremehkan, dia juga mengaku telah berkali-kali berobat ke paramedis. Hasilnya, kesembuhan tak kunjung datang. "Saya berangkat dari keyakinan. Dan saya yakin bisa sembuh, seperti beberapa tetangga saya yang sudah mendapatkan hasil dari sini," tukas pria yang mengaku berangkat serombongan bersama 12 orang dengan menggunakan mobil pikup ini.

Alasan lain juga diungapkan Sutianah, pasien Ponari lainnya asal Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk. Ibu tiga anak yang menderita penyakit pusing menahun itu juga mengungkapkan alasan yang sama dengan Karim. Dokter, dianggap hanya milik mereka yang memiliki kocek lebih. Sementara untuknya, hanya cukup berobat alternatif, yang selalu memberlakukan tarif seadanya. "Dokter mahal. Berkali-kali saya berobat, selalu di tempat pengobatan alternatif," aku Sutianah dengan logat bahasa Jawa kental.

Dia lantas menyebut tarif dokter yang dianggapnya selangit itu. Menurutnya, hanya untuk sekedar memeriksakan diri, ia harus merogoh kocek minimal Rp50 ribu sekali berobat. Belum lagi, dokter akan menyodorkan resep yang selalu bernilai tinggi. "Kalau di puskesmas, meski agak murah, tapi jarang bisa sembuh untuk penyakit yang parah," katanya sembari berkali-kali menyebut dirinya yakin akan sembih berkat obat yang diberikan Ponari.

sumber : http://news.id.msn.com/local/okezone/article.aspx?
cp-documentid=2435279

Yahh Semoga saja nanti pemenang kampanye damai pemilu indonesia 2009 dapat meningkatkan pelayanan masyarakat dalam kesehatan yang layak dan murah bukan hanya omong kosong saja, tapi bukan pemenang ini "kampanye damai pemilu indonesia 2009" itu yang lagi di konteskan tapi pemenang pemilu 2009 sesungguhnya.:: berharap amien::



Related Posts by Categories



  1. 25 comments: Responses to “ Ponari Sang Dukun Cilik Ajaib ”

  2. By Anonymous on February 11, 2009 at 9:04 AM

    kemaren liat di berita.. ampe ribuan yang antri.. saluttt

  3. By bocahiseng on February 11, 2009 at 2:38 PM

    @aoel iyee hebat banget tuhh si ponari

  4. By Admin on February 11, 2009 at 11:41 PM

    http://i-comers.com/showthread.php?t=11637

  5. By Admin on February 11, 2009 at 11:42 PM

    Semoga lekas kembali bisa bermanfaat buat yang lain.
    Sapa se yang mau memanfaatkan anak kecil? karena kami miskin dan bodoh atau kami ngerti tapi miskin pol
    Ponari

  6. By Kreasius on February 12, 2009 at 9:32 AM

    Ponari gitu lho, dia adalah murid dari ibu saya.
    Anak iu tidak pandai. namanya keberuntungan masak di tolak. alhamdullah Jombang ramai lagi...Asal bukan karena Jagal...he9!

  7. By Anonymous on February 12, 2009 at 11:26 AM

    Ponari itu kalo bahasa Inggrisnya dancer ya bang ?

  8. By Anonymous on February 12, 2009 at 11:27 AM

    Kalo penulis sendiri, sudah sempat berobat nggak sama ponari ? Biar tambah iseng he..he..

  9. By citas on February 12, 2009 at 1:02 PM

    wah2,,sakti y batuny,,

    btw maen2 d www.citas12.blogspot.com

    pusat makanan murah

  10. By Anonymous on February 12, 2009 at 7:15 PM

    ponari jadi artis dadakan yah xixixi... :) kalo kita melihat dari segi medis memang hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin, akan tetapi jika kita melihat dari segi magis hal tersebut bisa saja terjadi, memang masih ada sisa-sisa dari para pendahulu kita tentang pengobatan dengan cara magis ini, dan saya hanya berharap hal ini tidak dikomersilkan dan dapat digunakan untuk kebaikan

  11. By Anonymous on February 13, 2009 at 1:34 PM

    hahaha... dibarengin promosi juga ya bro...

  12. By Anonymous on February 13, 2009 at 3:50 PM

    Jombang memang fenomenal :
    1. Ryan penjagal romantis
    2. Salah tangkap kasus pembunuhan
    3. Ponari --tdk pakai o+astaman)--dukun cilik meminta korban...;

  13. By bocahiseng on February 14, 2009 at 1:03 AM

    @for alll semua thanks udahh koment yuuujjj sory gak bales atu-atu

    kampanye damai pemilu indonesia 2009
    kampanye damai pemilu indonesia 2009
    kampanye damai pemilu indonesia 2009
    kampanye damai pemilu indonesia 2009
    kampanye damai pemilu indonesia 2009
    kampanye damai pemilu indonesia 2009
    kampanye damai pemilu indonesia 2009
    kampanye damai pemilu indonesia 2009
    kampanye damai pemilu indonesia 2009
    kampanye damai pemilu indonesia 2009
    Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009

  14. By Anonymous on February 14, 2009 at 1:30 AM

    Tak hanya Mohammad Ponari, 10, dukun cilik asal Kecamatan Megaluh, Jombang yang memiliki batu petir sakti. Seorang pria di Banyuwangi juga memiliki batu petir seperti yang dimiliki Ponari, dan bisa menyembuhkan penyakit.

    Namun demikian, batu ajaib dari Banyuwangi itu tidak digunakan untuk mengobati pasien secara massal seperti yang dilakukan oleh Ponari. Pemilik batu ajaib Banyuwangi itu adalah Ahmad Ihsanuji, 32, warga Desa Kebundalem, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi.

    Kepada kantor berita Antara, Kamis (12/2) kemarin, Cak Mad (panggilan Ahmad Ihsanuji) menuturkan, dirinya menemukan batu petir itu pada tahun 1990. Kala itu hujan deras yang disertai petir menyambar sejumlah pohon di kebun yang berada di belakang rumahnya.

    “Siang itu hujan deras disertai petir. Saya pas duduk di depan musala rumah saya. Sekelebat terlihat petir berwarna hijau kebiruan menghantam pohon kelapa tak jauh dari musala. Setelah hujan reda, saya ke lokasi, dan saat itu saya melihat batu seperti kapak kecil menancap di batang pohon kelapa yang tumbang tersambar petir,” cerita Cak Mad.

    “Saya mengambil batu petir itu karena bentuknya unik. Kebetulan, saya sendiri suka mengoleksi barang antik. Panjangnya sekitar 15 cm dan lebar 7 cm. Batu itu saya simpan di dalam kotak kacamata,” imbuh dia.
    Ketika seorang tetangganya sedang sakit, Cak Mad yang pernah kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Jember ini mencoba mengobatinya dengan cara mencelupkan batu petir ke dalam segelas air. Namun, air tersebut bukan diminumkan ke pasien, melainkan diusapkan ke pusar.

    “Hasilnya, alhamdulillah pasien tersebut sembuh,” kata pria yang masih lajang ini. Seperti diwartakan, dukun cilik Ponari dari Dusun Kebonsari Desa Balongsari Kec. Megaluh, Jombang, menjadi fenomena menarik karena didatangi puluhan ribu warga dari berbagai daerah di Jatim dan Jateng.

    Ia disebut-sebut mampu menyembuhkan berbagai penyakit pasien dengan cara mencelupkan batu petir ke dalam air, yang kemudian air celupan itu diminum pasien. Ponari mendapatkan batu petir itu tatkala ia bermain dalam hujan deras yang disertai petir menyambar.

    Cak Mad mengatakan, meski terbukti batu petir yang dimilikinya menyembuhkan pasien, dia tidak ingin pasien, tetangganya serta dirinya sendiri menjadi syirik atau menyekutukan Tuhan. Sebab, kalau batu petir itu dibangga-banggakan, bisa muncul anggapan bahwa yang menyembuhkan penyakit adalah batu petir.

    “Kalau terkena penyakit, mintalah kesembuhan pada Tuhan. Jangan meminta pada batu,” tandas Cak Mad, yang berhenti kuliah setelah mengalami kebutaan pada kedua matanya di tahun 1999.
    Oleh karena itu, semenjak ditemukan, batu tersebut hanya disimpan Cak Mad. Anak ke-10 dari 12 bersaudara ini baru sadar telah memiliki batu petir saat mendengar berita heboh terkait batu petir milik Ponari.

    Bagaimanapun, seperti dikutip detik.com, Cak Mad mengatakan bahwa dirinya berencana untuk menguji kembali kekhasiatan batu petir itu, dengan mengobati kelainan pada kedua matanya. Namun demikian, dia tetap akan berpedoman pada akidah agama yang dianutnya.

  15. By Anonymous on February 14, 2009 at 1:37 AM

    Kisah ponari sang dukun cilik

    Sisi Lain Dukun Cilik Jombang, Mengaku Punya Tugas Menutup Semburan Lumpur Lapindo
    |

    Muhammad Ponari, 10, dukun cilik asal Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, dengan batu ajaibnya diyakini mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Namun ada tugas yang lebih berat, yakni menyumbat semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo.

    Jombang | SURYA-Mengenai tugas berat itu, setidaknya diungkapkan oleh Senen, 65, kakek Ponari. Ditemui Surya di lokasi praktik pengobatan Ponari, Senen mengungkapkan tugas utama Ponari dengan batu ajaibnya sebenarnya bukan menyembuhkan orang sakit, tetapi menghentikan semburan lumpur Lapindo.
    “Menyembuhkan orang sakit itu hanya tugas sampingan saja,” tutur Senen, Selasa (3/2).

    Senen berkisah, informasi tentang tugas utama menghentikan semburan lumpur Lapindo itu diperoleh dari Ponari sendiri beberapa hari setelah menemukan batu ajaib berbentuk kepala belut sebesar kepalan tangan tersebut, sekitar dua pekan lalu.

    Ponari, kata Senen, mengaku dalam mimpinya seolah mendapat perintah untuk menghentikan lumpur Lapindo dengan batu ajaibnya itu. Senen bahkan mengatakan bahwa Minggu (1/2) malam lalu Ponari juga kedatangan tamu dari Lapindo yang berjumlah enam orang.

    “Mereka minta izin akan membawa Ponari ke Sidoarjo untuk tugas menghentikan semburan lumpur Lapindo,” kata Senen, sembari menambahkan bahwa keenam orang itu memakai baju bertuliskan BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo).

    Dalam pertemuan itu, kata Senen, pihak BPLS berjanji, jika diizinkan membawa Ponari ke Sidoarjo dan berhasil menghentikan semburan lumpur panas Lapindo, maka permintaan keluarga Ponari secara materi akan dipenuhi.

    “Mereka bilang, kalau kami minta 10 akan diberi 12,” imbuh Senen. Namun Senen mengaku belum bisa melepaskan Ponari, karena batu ajaib itu masih dimanfaatkan untuk kesembuhan orang banyak.
    Tapi di luar alasan itu, Senen kepada Surya mengaku ragu-ragu untuk melepas Ponari dibawa ke Sidoarjo, karena pihak Lapindo saat itu tidak menyebut angka rupiah yang pasti.

    Bagi Senen, imbalan itu sebagai sesuatu yang wajar, karena jika batu ajaib itu sudah digunakan menutup semburan lumpur Lapindo, otomatis batu tersebut lepas dari tangan Ponari. “Padahal batu itu sangat bermanfaat untuk menyembuhkan banyak orang,” imbuh Senen.

    Disinggung mengapa Senen tidak menyebutkan saja jumlah imbalan yang diminta, secara tegas Senen menyatakan hal itu tidak bisa diucapkan karena bisa dinilai tidak baik.

    Senen juga berkisah, batu ajaib itu sebenarnya berasal dari ular di kawasan lumpur Lapindo yang terusir dari sana. “Jadi, untuk menutup semburan lumpur, batu itu harus dikembalikan ke sana,” jelasnya.

    Menurut Senen, Ponari juga tak akan ke Sidoarjo jika tak disetujui keluarga. Ponari pernah bilang akan berangkat ke Sidoarjo jika disetujui, bahkan jika perlu diantar Bupati Jombang Drs H Suyanto.

    Di sela-sela aktivitasnya mengobati ratusan warga, Ponari membenarkan dirinya memang memiliki tugas utama menghentikan semburan lumpur Lapindo. Ditanya kapan penutupan semburan lumpur akan dilakukan, Ponari hanya menjawa hari Kamis. Tapi tidak dijelaskan Kamis tanggal berapa. “Nek wis tak tutup, terus mulih (Begitu sudah tertutup semburannya, saya lalu pulang),” katanya.

    Sementara itu, pengobatan terhadap ribuan warga pada Selasa (3/2) lalu berlangsung lancar. Pasien datang dengan membawa tiket, dipersilakan antre di luar area rumah Ponari, yang dibatasi pagar bambu serta dijaga ‘panitia’ dan polisi.

    Selanjutnya, setiap 75 orang secara bergiliran diminta masuk halaman rumah dan duduk di kursi yang disediakan, sembari membawa air putih dalam gelas atau tempat lain.
    Selanjutnya, Ponari dengan digendong di punggung kerabatnya, berkeliling ke puluhan warga yang membawa gelas berisi air itu. Sembari berkeliling, tanpa melihat ke pasien, tangan kanan Ponari yang memegang batu, dibantu kerabatnya, dicelupkan ke dalam gelas-gelas berisi air putih satu demi satu. Sementara tangan kiri Ponari justru asyik bermain games via ponselnya.

    Dalam kesehariannya, Ponari tidak suka difoto, terutama dari jarak dekat. Surya yang mencoba mengambil gambar Ponari dengan kamera dari jarak cukup dekat saat dia melakukan pengobatan, sempat digigit di bagian lengan hingga membekas. “Kapok koen tak cokot! (Rasain kamu saya gigit),” kata Ponari sembari tertawa.

  16. By Anonymous on February 14, 2009 at 1:40 AM

    Ponari, bocah kelas III SD asal Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, yang dijuluki sebagai bocah penyembuh, telah menyedot ribuan masyarakat. Namun fenomena Ponari dan batu temuannya, masih memicu kontroversi. Banyak masyarakat yang percaya, bahkan mengaku sembuh setelah mendapat pengobatan tak lazim itu. Namun, tak sedikit pula yang prihatin.

    ''Hal itu tidak bisa lepas dari sugesti masing-masing orang," ungkap Dra Denok Wigati Msi, dosen Fakultas Psikologi di Universitas Darul Ulum Jombang.

    Menurut Denok, kepercayaan terhadap mitos dan stereotipe masih sangat melekat di masyarakat kita. Jika diprosentase, 75 persen masyarakat Indonesia cenderung lebih percaya mitos ketimbang ilmu pengetahuan. Begitu muncul kabar tentang ''kelebihan '' Ponari, banyak masyarakat yang percaya. Meski cara pengobatan dengan air yang dicelup batu itu nampak tak lazim, mereka tidak memermasalahkan. Apalagi beberapa orang yang berobat dan mengaku sembuh. Sehingga muncul sugesti dalam diri mereka masing-masing. ''Sugesti adalah perasaan atau pendapat yang benar-benar tanpa kritik. Dalam diri orang yang tersugesti, baik penalaran, rasio, dan logika sudah tidak berlaku lagi," tegasnya.

    Menurut Denok, ada dua ciri orang yang paling mudah tersugesti. Pertama, orang yang sedang dalam krisis mental. Misalnya, orang yang sudah lama sakit. Meski sudah menghabiskan biaya besar untuk berobat, penyakitnya tak kunjung sembuh. Sehingga saat mendengar suatu pengobatan di luar nalar yang dikabarkan ampuh, mereka tetap akan mencoba. Kedua, orang yang paling mudah tersugesti adalah orang yang kurang percaya diri. Misalnya, orang yang menganggap penyakitnya di luar jangkauan medis. Orang yang beranggapan seperti itu, cenderung mencari pengobatan yang tak lazim pula.

    Denok beranggapan, semua orang yang datang ke tempat Ponari sudah tersugesti. Dalam perasaan mereka sudah tertanam kuat, bahwa mereka akan sembuh setelah meminum air yang sudah dicelup batu milik Ponari. Dengan kuatnya sugesti itu, aspek lain seperti penalaran dan logika semakin melemah. Seperti halnya tiga faktor dalam jiwa manusia. Yakni, aspek kognisi (penginderaan), afeksi (perasaan), dan konasi (dorongan). Dalam keadaan jiwa yang tenang, ketiga faktor ini sama besar. Tetapi jika ada energi fisik dominan di salah satu aspek, lainnya akan mengecil. Seperti halnya jika faktor afeksi yang menguat hebat, kognisi dan konasi pun seakan menghilang.

    Di tingkatan yang lebih dahsyat, sugesti akan menimbulkan sebuah hipnosa. Seperti umum diketahui, hipnosa/hipnotis bisa membuat orang melakukan hal-hal di luar kendali dirinya. Padahal, hipnotis hanyalah "memainkan" perasaan seseorang. Menurut Denok, hal inilah yang terjadi pada diri orang-orang yang sembuh setelah meminum air Ponari. Semisal, Musali, kakek asal Ngoro Jombang, yang mengaku bisa berjalan setelah bertahun-tahun lumpuh. Bisa saja, hipnosa yang sangat kuat membuatnya seakan-akan merasa sembuh dan kuat berjalan. "Dari penilaian saya, itulah yang sebenarnya terjadi pada masyarakat kita," ungkap Denok.

    Di lain sisi, pelaku sugesti sendiri biasanya memiliki 2 ciri. Pertama, orang yang terpercaya; dan kedua, orang yang berwibawa. Dalam konteks Ponari, bocah SD ini masuk ke dalam kategori pertama. Ponari semakin dipercaya, karena tidak sedikit orang yang mengaku sembuh. Ditambah mem-beludaknya pengunjung di kampung Ponari, yang memunculkan kesan bahwa pengobatan alternatif itu manjur. Belum lagi background kisah mistis bahwa Ponari disambar geledek itu bisa menghentikan luapan lumpur Lapindo. ''Sepertinya faktor pendidikan dan ekonomi masyarakat kita masih terkait dengan fenomena ini," pungkasnya.

    Hal senada disampaikan oleh dr Ivan Rovian, dokter umum di Bapelkes RSD Jombang. Menurutnya, sugesti memang ikut berpengaruh terhadap kesembuhan seseorang. Sugesti itu jugalah yang menjadi sangat dominan, ketika masyarakat berhadapan dengan Ponari. Ivan yakin, air mineral yang dicelup batu itu tidak begitu saja memberikan kesembuhan, jika yang bersangkutan tidak memiliki sugesti yang kuat. Padahal di dunia medis, lanjut Ivan, menumbuhkan sugesti pasien untuk sembuh bukanlah pekerjaan mudah. ''Dalam kesembuhan seseorang, sugesti memang berpengaruh. Tapi, sangat sulit untuk menumbuhkan sugesti tersebut," ungkap Ivan.

    Belum lagi keluhan masyarakat yang cenderung merasa psikosomatis, atau merasa seakan-akan menderita sakit. Namun, mereka enggan bersentuhan dengan dunia medis. Sehingga begitu mendengar kabar pengobatan alternatif ala Ponari, mereka pun datang berbondong-bondong. Setelah meminum air itu, bisa saja mereka merasa sembuh. Tapi, fenomena ini tidak dapat dibuktikan secara klinis, apakah kesembuhan itu disebabkan air dari Ponari ataukah karena perasaan mereka sendiri yang merasa sembuh. ''Namun semua itu memang tidak bisa dibuktikan secara klinis," pungkasnya.

  17. By Anonymous on February 14, 2009 at 1:41 AM

    ponari emang fenomenal

  18. By Imam Mawardi on February 14, 2009 at 7:19 PM

    kalo dilihat dari segi agama tidak ada pengobatan secara magic.

  19. By Anonymous on February 14, 2009 at 8:04 PM

    Saya dari Malaysia..
    Ada dengar pasal ini dari kawan..
    Ada benarkah dia bisa ubat?

  20. By Anonymous on February 16, 2009 at 4:21 PM

    Fenomena dukun imut Muhammad Ponari (9) mampu mencuri perhatian Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi alias Kak Seto. Tokoh yang dikenal dekat dengan dunia anak ini langsung turun ke rumah Ponari di Dusun Kedungsari Desa Balongsari Kecamatan Megaluh, Jombang, Minggu (15/2) petang.

    Usai bertemu dengan dukun cilik itu, Kak Seto menyarankan agar batu petir yang ada di tangan Ponari lebih baik ditaruh di dalam tungku air ukuran besar.

    Selanjutnya, para pasien baru mengantre air tersebut dengan dipandu oleh panitia pengobatan. Usulan yang dilontarkan kak Seto bukan tanpa alasan. Dengan teknik tersebut ia yakin, sekolah Ponari tidak akan terganggu. Selain itu juga untuk menghindari berjubelnya antrean.

    "Dengan cara itu hak-hak Ponari sebagai anak tidak akan terampas. Dengan kata lain Ponari masih bisa bermain dan bersekolah, dan kepentingan pasien juga terlayani," kata Kak Seto usai bertemu dengan Ponari dan keluarganya.

    Dalam kunjungan bersama rombongan itu Kak Seto sempat bertemu dengan keluarga Ponari selama 30 menit dan dilakukan secara tertutup. Praktis, kondisi itu menyulitkan sejumlah wartawan yang akan mengambil gambar.

    Ditanya masalah kondisi psikologis Ponari, Kak Seto yang baru saja melangkah dari halaman rumah sederhana itu mengatakan, kondisi psikologis Ponari hingga saat ini masih stabil. Namun, hal itu berbeda dengan kondisi fisiknya.

    Menurutnya, kondisi fisik Ponari turun drastis karena kelelahan saat melakukan pengobatan terhadap ribuan pasien.

    "Yang pasti untuk menghindari ekploitasi terhadap Ponari, kami mengharapkan agar dibuat penjadwalan serta mekanisme pengobatan. Dengan demikian, kondisi psikologis dan fisik Ponari tak akan terganggu," paparnya.

  21. By Anonymous on February 17, 2009 at 12:56 AM

    Polisi langsung melakukan penyidikan terhadap kasus kekerasan yang menimpa ayah Ponari, Kamsin. Kemarin, polisi menetapkan, Nd sebagai tersangka atas kasus yang menyebabkan Kamsin hingga masuk rumah sakit itu.

    Pemeriksaan kasus ini dilakukan sejak pagi kemarin terhadap lima saksi yang mengetahui persis terjadinya penganiayaan itu. Kelima saksi itu di antaranya, Mbah Senen, salah satu tokoh masyarakat sekitar; Lamudji, kerabat Kamsin; Mukharomah, ibu Ponari; Salam, pemilik rumah tempat praktik; dan tersangka Nd. Ponari sendiri juga dihadirkan dalam penyidikan di Mapolsek Megaluh itu.

    Penyidikan dilakukan secara tertutup selama kurang lebih 5 jam. Setelah itu, polisi menetapkan Nd sebagai tersangka, berdasarkan keterangan dari lima saksi. "Semua saksi yang dihadirkan dan mengetahui persis kejadian penganiayaan itu, mengaku jika Nd-lah pelaku penganiayaan terhadap Kamsin," terang Kapolses Megaluh, AKP Sutikno, Senin (16/2/2009).

    Dari keterangan beberapa saksi, kejadian penganiayaan itu bermula saat Kamsin hendak menjemput Ponari di rumah Salam, suami Nd. Namun, Nd seketika itu melarang niat Kamsin untuk menjemput anak semata wayangnya. Sebelum penganiayaan terjadi, sempat terjadi adu mulut antara Nd dan Kamsin.

    "Kamsin ditampar Nd sebanyak tiga kali di bagian mukanya. Dan itu disaksikan para saksi," tambah Sutikno.

    Rupanya, kejadian ini tak bisa diterima begitu saja oleh Kamsin. Usai masuk rumah sakit akibat tamparan Nd, Kamsin melaporkan penganiayaan itu ke Polsek Megaluh. Kamsin berharap, agar kejadian serupa tak kembali terulang kepadanya. "Selain melapor, korban juga meminta perlindungan kepada polisi," tukasnya.

    Sementara motif dari penganiayaan itu sendiri, polisi menduga jika hal ini dilatarbelakangi kecemburuan sosial. Nd yang sejak awal rumahnya dipakai Ponari melayani puluhan ribu pasien, diduga iri lantaran belum mendapatkan hasil dari jerih payah bocah yang mendadak jadi dokter supranatural itu.

    "Karena mungkin iri dengan orang tua Ponari, yang sudah mengantongi uang dari hasil angpao para pasiennya itu. Sementara Nd sendiri, belum medapatkan itu," tebaknya.

    Hingga selesai pemerikasaan, tersangka tak ditahan polisi. Alasannya, kasus ini merupakan kasus penganiayaan ringan dan tak perlu menahan tersangka. "Ancaman hukumannya ringan. Tersangka kita perbolehkan pulang untuk sementara ini," tukasnya.

    Untuk keberadaan Ponari dan keluarganya pasca ini, Sutikno enggan menyebut. Juga soal apakah ada permintaan dari keluarga Ponari agar polisi membantu proses evakuasi dari rumah Nd setelah ini. "Mereka (keluarga Ponari) akan tinggal di Jombang," pungkasnya tanpa menyebut detail alamat yang dituju.

    Sementara dari pengakuan Mbah Senen, salah satu tokoh masyarakat yang juga sebagai saksi dalam kasus ini, membenarkan jika Kamsin memiliki masalah dengan tersangka Nd. Dugaannya pun sama dengan polisi. Yakni, Nd merasa belum mendapatkan hasil setelah sekitar satu bulan rumahnya dipakai Ponari menginap dan praktik.

    "Orang tua Ponari kan sudah dapat uang banyak. Mungkin, Nd merasa iri dan meminta bagian," tebak Mbah Senen dan langsung keluar ruangan Kapolsek Megaluh bersama saksi lainnya, selain Ponari dan ibunya, Mukharomah.

    Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Bobi F Tambunan mengatakan, Nd dijerat dengan pasal 352 tentang penganiayaan ringan. Dengan ancaman hukuman penjara kurang dari enam bulan. Menurutnya, Polres Jombang akan berkoordinasi dengan Polsek Megaluh terkait proses hukum selanjutnya.

    "Soal kelengkapan berkas mungkin sudah siap. Kami perkirakan, Kamis (19/02) nanti, kasus ini sudah bisa disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Jombang," terang Bobi saat dihubungi.(hri)(Tritus Julan/Sindo/nov)

  22. By Anonymous on February 17, 2009 at 12:58 AM

    Praktik Ponari Ditutup, Karang Taruna Ancam Wartawan
    Senin, 16 Februari 2009 - 12:22 wib


    JOMBANG - Praktik pengobatan Ponari, yang menyedot ribuan warga datang ke Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang selama ini membawa rejeki bagi warga desa.

    Tak aneh jika keputusan polisi untuk menutup praktik Ponari membuat sebagian warga yang ikut menuai berkah dari praktik pengobatan Ponari merasa kecewa. Mereka pun menuding wartawan sebagai penyebab penutupan praktik pengobatan itu.

    Amir salah satu wartawan televisi nasional mengaku mendapat ancaman melalui telepon dari seseorang pria yang mengatasnamakan Karang Taruna Dusun Kedungsari. Pria tersebut meminta Amir untuk berhenti meliput Ponari.

    "Bilang sama wartawan jangan liputan lagi, kalau tidak mau dikeroyok," ancamnya.

    Menurut Amir, pengancam juga menakut-nakuti dirinya dengan mengatakan para pemuda pernah memukuli petugas polisi hingga pingsan, dan peristiwa itu bisa terjadi kepada wartawan jika masih melakukan peliputan.

    Si pengancam melakukan kontak secara berulang kali. Dan pada pembicaraan terakhir, Amir sempat merekam pembicaraan telepon tersebut dan melaporkan ke Mapolres Jombang.

    Ancaman yang sama juga dialami Doni salah satu wartawan media cetak lokal. Saat meliput di Dusun Kedungsari, Doni sempat didatangi dua orang pemuda yang memaksanya untuk tidak meliput.

    Kapolres Jombang M Khosim yang dikonfirmasi, menyatakan siap menindaklanjuti ancaman itu dan mencari tahu siapa yang melakukan intimidasi. (Tritus Julan/Sindo/fit)

  23. By Anonymous on February 17, 2009 at 1:08 AM

    Ponari dan Ayahnya Diperiksa Polisi
    Senin, 16 Februari 2009 - 10:46 wib

    JOMBANG - Ponari bocah asal Jombang yang diyakini memiliki kesaktian menyembuhkan orang kini menjadi rebutan pihak keluarga. Ayah Ponari, Kamsin yang berkeinginan untuk menutup praktik, ditentang oleh saudara-saudaranya hingga dipukuli.

    Peristiwa itu kini tengah diusut oleh pihak kepolisian. Ponari dan Kamsin pun diperiksa polisi di Mapolsek Megaluh, Jombang.

    Ponari bersama ayahnya datang di Mapolsek Megaluh sekira pukul 09.30 WIB, Senin (16/2/2009). Hingga saat ini keduanya masih dimintai keterangan.

    Belum ada pernyataan dari polisi mengenai pemeriksaan ini. Namun sebelumnya, Kapolres Jombang M Khosim menyatakan pihaknya akan memeriksa saksi penganiayaan terhadap Kamsin.

    Selain Ponari dan Kamsin, polisi juga rencananya akan memeriksa salah seorang bibi Ponari, Mbok Dauk, yang selama ini rumahnya digunakan untuk praktik Ponari.

    Peristiwa penganiayaan terjadi pada 14 Februari 2009 saat Kamsin ingin mengambil Ponari. Namun menurut informasi yang didapat, keinginan itu dicegah oleh Mbok Dauk dan beberapa anggota keluarganya. Kamsin pun mengalami penganiayaan.

    Akibat peristiwa itu Kamsin sempat dirawat di Rumah Sakit Nur Wahid, Jombang. (Tritus Julan/Sindo/fit)

  24. By Anonymous on February 18, 2009 at 11:14 AM

    Buku Ponari Laku Keras

    Rabu, 18 Februari 2009 | 07:08 WIB

    TEMPO Interaktif, Jakarta:Buku tentang dukun cilik Ponari asal Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur beredar di Tuban.
    "Saya tertarik menjual buku Ponari, ini berangkat dari pengalaman buku jagal asal Jombang, Ryan yang juga saya jual di Tuban," kata seorang penjual buku di Tuban, Mukhlis, 37 tahun.

    Warga Desa Tomerto, Kecamatan Rengel, Tuban, ini menjual buku pemilik batu sakti itu mulai kemarin. Keuntungan yang ia peroleh lebih banyak ketimbang menjual peta Kabupaten Tuban atau kabupaten lain di Jawa Timur. Dia berharap buku Ponari larisnya mengalahkan buku jagal Ryan.

    Mukhlis mendapatkan buku Ponari yang saban hari didatangi ribuan orang untuk berobat itu di sebuah toko buku di Jombang. Hari pertama kulakan langsung membeli 50 eksemplar buku Ponari yang diterbitkan Bintang Usaha Jaya Surabaya dengan harga Rp 3.000 per eksemplar. "Hanya dalam beberapa jam buku Ponari terjual 20 buah," katanya.

    Mukhlis menjual buku setebal 63 halaman yang terdiri dari 12 bab ini dijual dengan harga mulai Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per eksemplar. Pembeli jarang menawar karena antusias dengan kabar Ponari yang memiliki batu setelah ada geledek menyambar di tempat tinggalnya.

    Ia menjual buku Ponari di Tuban dengan cara ditawarkan di simpang empat jalan protokol kepada setiap pengendara sepeda motor dan mobil ketika lampu pengatur lalu lintas menyala merah.

    Menurut dia, penjual buku Ponari yang langsung menjajakan di jalanan di wilayah Tuban, sementara ini hanya dirinya. Pembelinya dari berbagai kalangan. Tapi, di sebuah toko besar di Tuban juga sudah dijual buku Ponari.

    Mukhlis berharap buku Ponari di wilayah Tuban terus laris, sehingga keuntungannya makin bertambah. Menurut dia, selain buku Ponari menarik, harganya murah dibandingkan buku tentang Ryan yang mencapai Rp 10.000 per eksemplar. "Saya akan memborong lagi buku Ponari," katanya.

    Ponari Terancam Putus Sekolah

    Selain capek melayani ribuan orang yang minta diobati, dukun cilik Ponari yang dipercaya bisa menyembuhkan segala penyakit, sempat jatuh sakit. Bahkan ia juga terancam putus sekolah alias drop out karena sudah sebulan mangkir. Sejak praktek dukunnya laris didatangi "pasien" Ponari bolos sekolah dan tidak bisa bermain laiknya anak usia 10 tahun.

    Menurut informasi yang diperoleh Tempo, pengobatan dengan batu jimat ini bukan kemauan Ponari. "Ia dipaksa praktek oleh orang-orang di sekitar rumahnya yang mengaku sebagai panitia pengobatan alternatif ala Ponari," kata seorang warga di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang.

    Ponari pernah jatuh sakit kecapekan pada Selasa (10/2) karena ia dipaksa ngelembur melayani ribuan orang pagi sampai malam sejak 17 Januari lalu. "badannya demam. Ia terpaksa dilarikan ke rumah sakit," kata salah seorang panitia bernama Kayin kepada Tempo.

    Ponari tercatat sebagai murid kelas III SD Negeri Balongsari I, Jombang, Jawa Timur. Sudah sebulan dukun cilik ini tak masuk sekolah. Miharso, Kepala SD Negeri Balongsari I, sudah mengirim surat kepada keluarga Ponari agar muridnya itu mengutamakan melajar. Namun, karena sibuk kedatangan warga dari berbagai daerah, Ponari terus absen.

    Ia berharap semua kalangan memahami kondisi Ponari yang masih kecil dan membutuhkan pendidikan. Apabila Ponari tidak segera masuk sekolah kembali kemungkinan akan terkena sanksi disiplin belajar mulai dari teguran hingga dikeluarkan dari SD Negeri Balongsari I. "Kami minta kepada keluarga memberi kesempatan Ponari untuk sekolah," katanya.

    Praktek Ponari sempat ditutup oleh Polres Jombang menyusul tewasnya empat orang akibat berdesak-desakan saat antre. Melalui sebuah acara seremonial, Kepala Polres Jombang Ajun Komisaris Besar Muhammad Khosim, mengumumkan kepada kalayak bahwa praktek cukun Ponari dihentikan. "Ponari ingin sekolah lagi," kata Khosim.

    Namun, baru sehari praktek Ponari ditutup, warga dari berbagai kota terus berdatangan. melihat fenomena itu, Bupati Jombang Suyanto mengatakan jasa dukun Ponari tidak tutup. Penutupan yang dilakukan polisi hanya bersifat sementara. “Waktu itu hanya untuk mengatur pengunjung yang antre di Desa Balongsari,” kata Suyanto yang ditemui Tempo, Rabu (11/2).

    Pemerintah, menurut Suyanto, akan menata ulang mekanisme pengobatan yang akan dilakukan Ponari. Pengunjung akan diregistrasi danditentukan kapan kembali berobat. Begitu juga jumlah pasien akan dibatasi setiap harinya. “Ponari terlanjur diyakini masyarakat punya kelebihan, tidak arif kalau serta merta dihentikan,” ujar Suyanto.

  25. By Anonymous on February 18, 2009 at 9:56 PM

    http://saputraandre.wordpress.com/2009/02/18/ponari-dan-pengobatan-alternatif-atau-pengobatan-tradisonal-lainnya-sebuah-ancaman-atau-tantangan/

    tulisan gw tentang ponari !


    ponari itu berkah menurut saya..

  26. By ncadvertise on May 5, 2009 at 7:25 AM

    sebagai warga blogger yang baik gua ngikut aja dech

Post a Comment