Jelang Eksekusi Mati

Written by bocahiseng on Friday, November 07, 2008

Jelang Eksekusi mati amrozi cs sang pembom bali 1 uh tiap hari berita di televisi tentang amrozi cs melulu beritanya selalu dengan tagline "Jelang Eksekusi Mati Amrozi cs" tetapi hukuman matinya masih tidak jelas waktunya !!! saya sendiri sudah bosan mendengar berita ini ditelevisi hampir setiap hari !!

Yahh Dalam Jelang Eksekusi Mati itu banyak kejadian kejadian yang menyeramkan dari ancaman bom dimana-mana yang membuat masyarakat resah dan tentunya membuat polisi berkerja lebih giat memeriksa ancaman-ancaman bom yang dikirim melalui sms oleh orang yang gak dikenal ?? bahkan ada surat ancaman yang dibuat di situs internet yang isi suratnya mengancam akan membunuh presiden iihh serem abiss? isi surat ancaman itu sungguh tak tahu diri!! cuma bikin resah aja...!!

Yang Membuat saya bingung adalah dalam menjelang Eksekusi Mati ini banyak yang malah mendukung amrozi cs ini dan malah menganggap amrozi cs ini sebagai pahlawan mereka ahh bukannya ini malah akan membuat tambah kacau? malah akan membuat mereka ingin menjadi amrozi cs lainnya karana merasa perbuatannya benar ?? semoga saja tidak?

LAMONGAN - Kediaman terpidana mati kasus Bom Bali I Amrozi dan Ali Ghufron di Tenggulun, Sologuro, Lamongan, didatangi puluhan orang dari Surabaya yang mengatasnamakan Laskar Anshorud Tauhid.

Mereka tiba petang tadi dipimpin seorang ustad yang juga mantan Ketua Majelis Mujahidin Indonesia Zulkarnaen. Mereka langsung menggelar orasi dan memasang spanduk bernada dukungan moril kepada ketiga terpidana mati beserta keluarganya.
Kedatangan mereka disambut ibu kandung Amrozi, Tariyem. Massa meminta agar keluarga Amrozi tetap sabar menghadapi segala cobaan.
"Ibu Tariyem adalah sosok ibu yang berhasil melahirkan para mujahid muda. Karena itu, kami menuntut agar eksekusi Amrozi dibatalkan," tandasnya kepada wartawan, Kamis (6/11/2008).

Saat mereka hendak pergi, mereka sempat memasang spanduk yang bertuliskan ?Mati 3 tumbuh 3.000'. Saat mereka pergi, kelompok lain tiba. Kali ini sekelompok orang yang menggunakan mobil milik Ikatan Remaja Muhammadiyah juga menyambangi rumah keluarga Amrozi. Sama dengan Laskar Anshorud Tauhid, mereka juga memberikan dukungan moril bagi keluarga terpidana mati kasus Bom Bali I tersebut.
"Mereka tidak mengatasnamakan Muhammadiyah, hanya saja salah satu temannya ada yang menjadi pengurus Muhammadiyah," ujar kakak kandung Amrozi, Ustad Chozin.

sumber: http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/11/06/1/161505/rumah-amrozi-didatangi-puluhan-laskar

Acara Tukul aja di hentikan siarannya karana mendatangkan tamu sumanto karana beralasan "seseorang bisa menjadi terkenal dengan membunuh atau melakukan kejahatan" dan ini malah banyak yang mendukung dan menjadikan para pembom bali ini seakan-akan tindakan mereka termasuk jihad dalam agama dan menjadi pahlawan, yahh sudahlah saya sendiri bingung ??? mudah-mudahan masalah ini cepat selesai dan tidak ada lagi orang-orang yang seperti amrozi cs ini.


Related Posts by Categories



  1. 8 comments: Responses to “ Jelang Eksekusi Mati ”

  2. By Anonymous on November 7, 2008 at 1:30 PM

    Saya setuju dengan anda.Entah dari sudut pandang yang mana sehingga ada segelintir orang yang menganggap Amrozi Cs itu mujahid atau pahlawan. Mohon ijin saya ambil referensi dari blog anda. Salam Hangat

  3. By bocahiseng on November 7, 2008 at 3:31 PM

    +nainggolan
    terimakasih mass? salam hangat juga (emang lagi dingin nihh musim ujan)

  4. By Anonymous on November 8, 2008 at 11:04 PM

    JAKARTA - Jam-jam terakhir para terpidana mati kasus Bom Bali I, Amrozi, Muklas, dan Imam Samudra, sudah semakin dekat. Seperti umumnya para terpidana mati, eksekusi akan dilakukan pada dini hari.

    Berdasarkan sumber di Kejaksaan Agung (Kejagung), eksekusi terhadap para pembom Bali tersebut akan dilakukan di atas pukul 24.00 WIB, atau pada Minggu 9 November dini hari.

    "Kemungkinan eksekusi beberapa jam lagi. Karena jaksa eksekutornya masih makan malam di Cilacap, dan belum menyebrang ke Nusakambangan," ujarnya ketika berbincang dengan beberapa wartawan.

    Di Kompleks Kejagung sendiri, sejak pukul 20.00 WIB sudah sangat padat dengan kedatangan para wartawan. Kedatangan para wartawan sesuai undangan dari pihak Kejagung sendiri yang akan memberikan konferensi press setengah jam sebelum eksekusi dilakukan.

    Sementara beberapa staf humas Kejagung juga sudah nampak sibuk mempersiapkan konferensi press yang ditunggu oleh para pemburu berita dalam seminggu terakhir. Diketahui, para staf humas hingga Kapuspenkum M Jasman Panjaitan menginap di Kejagung untuk mempersiapkan berita pelaksanaan eksekusi tersebut.

    Pantauan okezone di Kompleks Kejagung, pengamanan sudah tidak lagi seketat sebelumnya. Seperti adanya pemeriksaan pada setiap orang yang memasuki Kompleks Kejagung dalam beberapa hari terakhir ini. Walaupun tidak ketat, begitu wartawan yang memasuki komples tetap diminta untuk mengisi buku tamu. (hri) okezone

  5. By Anonymous on November 9, 2008 at 12:27 PM

    Eksekusi mati tiga terpidana kasus bom Bali I pada pukul 00.15 WIB Minggu (9/11/2008) dini hari tadi sudah dilaksanakan.

    Setelah dieksekusi dan dipastikan meninggal dunia, jenazah ketiga terpidana mati kasus Bom Bali I dimandikan oleh keluarga masing-masing.

    Seperti diketahui, berdasarkan rencana ketiganya akan dipulangkan ke rumah masing-masing untuk menjalani prosesi pemakaman, dengan dua helikopter yang telah disiapkan sebelumny

  6. By Anonymous on November 9, 2008 at 12:41 PM

    Amrozi cs eksekusi di Bukit Nirbaya, sekitar 3 KM dari LP Batu. Saat dibawa, hujan mengguyur Nusakambangan

  7. By Anonymous on November 9, 2008 at 12:46 PM

    Peristiwa ledakan bom di tiga tempat di Bali pada 12 Oktober 2002, menyentak dunia. Tak kurang dari 202 orang dinyatakan tewas, dan lebih dari 300 orang mengalami luka-luka. Tiga bom tersebut meledak dalam waktu yang hampir bersamaan. Lokasinya di Paddy's Irish Bar, sekitar Sari Club dan area Konsulat AS di Denpasar.

    Tak sampai satu bulan, polisi menangkap Amrozi pada tanggal 7 November 2002. Ia mengakui terlibat dalam aksi pengeboman tersebut. Dua pekan berikutnya, 21 November 2002, giliran Abdul Aziz alias Imam Samudra yang dibekuk dalam perjalanan saat akan menyeberang ke Pulau Sumatera. Ia diyakini sebagai pemimpin operasi pengeboman. Mukhlas alias Ali Gufron yang merupakan saudara kandung Amrozi, ditangkap pada tanggal 4 Desember 2002. Mukhlas, dikatakan sebagai otak pengeboman.

    Tahun 2003, ketiganya mulai dimejahijaukan di Pengadilan Negeri Denpasar. Amrozi mendapat giliran pertama disidang pada 12 Meri 2003, disusul Imam Samudera pada 2 Juni 2003 dan Mukhlas menjalani sidang pertamanya pada 16 Juni 2003. Tuntutan mati terhadap ketiganya dilayangkan jaksa penuntut umum pada bulan Juni dan Juli 2003. Tuntutan jaksa dipenuhi majelis hakim. Amrozi mendapatkan vonis mati pada tanggal 7 Agustus 2003. Atas putusan ini, ia mengajukan banding. Demikian pula dengan Imam Samuder dan Mukhlas yang divonis sama pada 10 September dan 2 Oktober 2003.

    Banding yang diajukan ketiganya ditolak oleh Pengadilan Tinggi Denpasar. Upaya hukum lain ditempuh mereka, dengan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Putusan yang sama pun keluar. Pada awal Januari 2004, MA menolak kasasi yang dimohonkan Amrozi. 19 Oktober 2005, MA kembali menolak kasasi yang kali ini dimohonkan oleh Mukhlas, Amrozi dan Imam Samudera.

    Putusan ini tak menyurutkan mereka lepas dari jeratan eksekusi mati. Ketiganya kembali mengajukan upaya hukum peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung. Hasilnya, mereka kembali harus gigit jari. Sebab, MA menolak PK tersebut.

    PK II dan III kembali diajukan pada awal tahun 2008, namun akhirnya dicabut oleh kuasa hukum ketiganya dengan alasan keinginan menghadirkan tiga terpidana di persidangan tak dipenuhi hakim. PK merupakan upaya hukum terakhir yang dapat diajukan para terpidana, setelah mereka menolak untuk mengajukan grasi kepada Presiden.

    Upaya uji materi yang dilayangkan ke Mahkamah Konstitusi pun mengalami nasib sama. Keinginan untuk dihukum mati dengan cara dipancung tak dikabulkan MK melalui putusannya pada 21 Oktober 2008. Pascaputusan MK ini, Jaksa Agung Hendarman Supandji mengeluarkan pernyataan bahwa eksekusi akan dilakukan sebelum bulan Ramadhan. Rencana ini ditunda dengan berbagai alasan. Hingga akhirnya Kejaksaan Agung memberikan keterangan pers mengenai kepastian eksekusi mati pada awal November.

  8. By Anonymous on November 10, 2008 at 2:38 PM

    JAKARTA - Angka 911 kerap dikaitkan dengan aksi teror. Pasalnya, sejumlah tragedi terorisme kerap terdapat angka 911 didalamnya. Sebut saja di antaranya tragedi pengeboman di World Trade Centre (WTC).

    Sebagaimana diketahui, peristiwa yang menewaskan lebih dari 2.000 orang ini terjadi pada 11 September 2001. dari peristiwa itu, kerap disebut istilah tragedi 911, karena terjadi pada tanggal 11 bulan 9.

    Selain itu, Indonesia juga pernah digegerkan dengan peristiwa ledakan bom di depan Kantor Kedubes Australia pada 9 September 2004. kendati tanggal dan bulan sama-sama angka 9, namun peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 11.00 WIB. lagi-lagi melibatkan angka 911.

    Kasus pengeboman di Jalan Rasuna Said, Jakarta, tersebut juga menimbulkan kontroversi lainnya. Dimana, pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi jumlah korban sebanyak 9 orang. Namun, pemerintah Australia menyatakan bahwa korban ledakan tersebut berjumlah 11 orang.

    Begitupun dengan Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudera. �Ketiga pelaku pengeboman di Bali pada 12 Oktober 2002 ini telah dieksekusi pada tanggal 9 November kemarin. Dalam eksekusi tersebut, muncul pula angka 911, karena pada tanggal 9 dan bulan 11.

    Bertahun-tahun mereka mendekam di LP Nusakambangan. Pemerintah memutuskan tanggal 9 November 2008 untuk mengeksekusi ketiganya. Mengapa pemerintah mengeksekusi pada 9 November? Apakah angka 911 memiliki makna dibalik pelaksanaan eksekusi ketiganya?

  9. By Anonymous on November 12, 2008 at 2:55 PM

    Pakar Roy Suryo: Foto Jenazah Teroris Asli
    11/11/08 23:40

    Roy Suryo Pastikan Foto Jenazah Imam Samudra Asli

    Jakarta (ANTARA) - Pengamat telematika Roy Suryo memastikan kalau foto jenazah Imam Samudra yang merebak belakangan ini adalah asli adanya.

    Padahal sebelumnya pihak Kepolisian lewat Kadiv Humas Abubakar Nataprawira sempat meragukan keaslian foto tersebut dan menduga itu adalah foto hasil rekayasa.

    Namun polemik keaslian foto jenazah "Bomber Bali" itu terjawab sudah. Kepada Antara, Roy menjelaskan kalau foto itu adalah asli dan diambil menggunakan kamera Digital dengan kecepatan 8 mega pixel.

    Bahkan Roy pun dapat mendeteksi waktu pemotretan jenazah tersebut, yaitu hari Minggu (9/11) pukul 09.04 WIB di kediaman orangtua Imam samudra di Lopang Gede, Serang.

    "Yang mengambil gambar jenazah itu bisa siapa saja, yang jelas ia adalah orang yang dekat dengan jenazah saat itu. Gambar itu diambil dengan menggunakan kamera digital bukan pocket atau SLR. Ya.. semi otomatis lah," terang Roy Suryo, kemarin.

    Seperti telah diberitakan sebelumnya, pasca eksekusi Trio Bomber Bali, beredar foto jenazah Imam Samudera lewat situs http://arrahmah.com. Foto itu diberi judul "As Syahid Imam Samudra Bergabung Dengan Kafilah Syuhada".

    Kontan beredarnya foto itu membuat geger masyarakat, pasalnya pihak aparat keamanan sudah memberlakukan keamanan superketat terhadap jenazah `Trio Bomber Bali` termasuk Imam Samudera.(*)

Post a Comment