Adam Malik Agen CIA
Written by bocahiseng on Monday, November 24, 2008Adam Malik Agen CIA pasti sudah dengar berita ini ditelevisi? pasti sudah dong ? Saya sendiri jadi penasaran apakah benar Adam Malik itu salah satu Anggota agen rahasia milik amerika serikat (CIA) hmm..oke kita kumpulkan saja dehh berita tentang isu Adam Malik Agen CIA ?
Keterlibatan Adam Malik sebagai agen CIA itu disebutkan wartawan New York Times, Tim Weiner, dalam bukunya Legacy of Ashes, History of the CIA (diterjemahkan menjadi Membongkar Kegagalan CIA).
Dalam buku itu, Weiner mengutip pernyataan pejabat tinggi CIA Clyde McAvoy dalam wawancara pada 2005 yang menjadi bahan buku itu. Disebutkan, McAvoy bertemu Adam Malik pada 1964, atau setahun sebelum prahara politik September 1965. ”Saya merekrut dan mengontrol Adam Malik,” kata McAvoy dalam wawancara waktu itu.
McAvoy mengatakan, setelah berhasil merekrut Adam Malik, ia mendapat persetujuan untuk meningkatkan program rahasia buat mendorong persetujuan operasi rahasia di Indonesia, terutam terkait dengan persaingan di spektrum politik kanan dan kiri.
Weiner, menyebut setelah Adam Malik direkrut Clyde McAvoy menjadi agen CIA, ia berperan menggulingkan Soekarno, dan menumpas PKI. CIA pun membentuk trio yang kelak berkuasa pascatumbangnya Soekarno, yakni Adam Malik, Sultan Hamenglubuwono IX, dan Soeharto.
"Sang Duta Besar mengatakan dia bertemu dengan Adam Malik "di sebuah lokasi rahasia" dan mendapatkan "gambaran sangat jelas tentang apa yang dipikirkan Soeharto dan Adam Malik, serta apa yang mereka usulkan untuk dilakukan" buat membebaskan Indonesia dari komunisme melalui gerakan politik baru yang mereka pimpin, yang disebut Kap_gestapu," tulis Tim Weiner (halaman 331).
Pada pertengahan Oktober 1965, Adam Malik mengirimkan seorang pembantunya ke kediaman perwira politik senior Kedubes AS, Bob Martens, yang pernah bertugas di Moskow, kota tempat Adam Malik pernah bertugas sebagai duta besar.
Martens menyerahkan kepada utusan Adam Malik itu sebuah daftar yang tidak bersifat rahasia, yang berisi nama 67 pemimpin PKI, sebuah daftar yang telah dia rangkum dari kliping-kliping surat kabar. "Dokumen itu sama sekali bukanlah daftar orang yang akan dibunuh," ujar Martens.sumber : kompas.com
Siapakah Adam Malik ? kita lihat biografinya
Biografi Adam Malik
Adam Malik mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, yang saat itu menjabat Ketua DPR / MPR, terpilih sebagai Wakil Presiden ke-3 menggantikan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, karena beliau tidak berkenan menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia lagi.
Adam Malik menunjuk Ali Alatas sebagai Sekretaris Wakil Presiden RI, menggantikan Prof. Selo Soemardjan. Ali Alatas adalah seorang diplomat karier yang waktu itu sedang memangku jabatan sebagai Kepala Perwakilan / Perutusan Tetap Republik Indonesia di PBB, dengan gelar Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh berkedudukan di Jenewa Swiss.
Pada periode Sekretaris Wakil Presiden dijabat Ali Alatas ini, telah dibangun suatu gedung baru yang terletak di Jalan Kebon Sirih No. 14. Gedung tersebut sekarang dikenal sebagai kantor Kelompok Dharma Wanita Sekretariat Wakil Presiden yang berhubungan dengan Auditorium Istana Wakil Presiden.
Dengan keadaan dan kondisi yang semakin baik, maka kantor Sekretariat Wakil Presiden semakin bertambah kegiatannya. Istana Wakil Presiden RI mempunya dua pintu masuk, selain Jalan Merdeka Selatan No. 6 juga Jalan Kebon Sirih No. 14. Setelah Ali Alatas menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia PBB di New York, Sekretaris Wakil Presiden dijabat oleh Ferdy Salim (selama enam bulan) yang sebelumnya sedang menjabat sebagai Duta Besar RI di Kairo Mesir.
Lalu Apakah CIA (Central Intelligence Agency) itu ???
CIA (Central Intelligence Agency) ialah dinas rahasia pemerintah Amerika Serikat. Dibentuk pada 18 September 1947 dengan penandatanganan NSA (National Security Act) — badan keamanan nasional AS — oleh Presiden Harry S. Truman. Saat itu, yang menjadi orang nomor satu dalam CIA ialah Letnan Jenderal Hoyt S. Vandenberg. NSA sendiri sudah berganti nama menjadi DCI (Director of Centeral Intelligence), yang mengkoordinasi, mengevaluasi, mengkorelasi, dan mengirim para agen CIA termasuk ke luar AS untuk menjaga keamanan nasional. Kini CIA dipimpin oleh Porter J. Goss.
Pada era Perang Dingin dengan Uni Soviet, tugas-tugas CIA lebih banyak diarahkan pada kontra-intelijen. Kini, CIA juga mulai menangani peredaran narkotika, organisasi kejahatan internasional, perdagangan senjata gelap, dan yang paling hangat ialah kontra-teroris. Yang terakhir ini ialah terutama setelah serangan 11 September 2001 yang menghancurkan gedung World Trade Center.CIA membekali para agennya dengan spy-kits, di tangan Direktorat Sains dan Teknologi. Berbagai peralatan canggih yang pernah dipakai CIA pada masa awal kelahirannya sampai era Perang Dingin disimpan di museum CIA di McLean, negara bagian Virginia. Seperti uang sedolar yang bisa menjadi ‘kontainer’ dokumen dan mesin, mesin pemecah kode bernama Enigma yang disetting untuk memberikan 150.000.000.000.000.000.000 jawaban, mikrodot kamera yang hanya bisa dibaca di bawah mikroskop. Itulah sebagian peralatan intelijen yang dipakai antara 1950-1960-an.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/CIA
Berita ini masih isu dan memerlukan penyelidikan apakah benar adam malik itu agen CIA itu atau bukan??
2 comments: Responses to “ Adam Malik Agen CIA ”
By Anonymous on November 26, 2008 at 11:25 AM
Penerbit buku kontroversial "Membongkar Kegagalan CIA: Spionase Amatiran Sebuah Negara Adidaya", Gramedia Pustaka, mengaku awalnya tidak mengetahui secara detil isi buku tersebut.
"Kami awalnya tidak menyadari hal itu, dan memang tidak membaca seluruh isi bukunya," kata Wakil Direktur Gramedia Pustaka Wandi S Brata saat berbincang dengan okezone, Rabu (26/11/2008).
Ketidaktahuan ini, menurutnya, dikarenakan semula pihak Gramedia hanya mendapatkan review singkatnya dari penerbit aslinya. Saat membaca review tersebut, Gramedia menurut Wandi, terkesan.
"Ini tidak main-main. Kita punya buku yang isinya mengobrak-abrik CIA," ungkap Wandi menyebutkan kesan pertama itu.
Pihak Gramedia, kata Wandi, baru mengetahui ini akan menjadi kontroversi, ketika editor telah membaca seluruh isinya. Hingga pada akhirnya buku yang bersampul merah ini pun diterbitkan.
By Anonymous on November 29, 2008 at 2:08 PM
Adam Malik, CIA, Tiga Serangkai dan Operasi Tas Hitam
detikNews
Jakarta - Dari 800 lebih halaman di buku Membongkar Kegagalan CIA karya Tim Weiner, wartawan The New York Times yang pernah meraih Pulitzer, cerita soal Indonesia hanya makan 5 halaman saja, dimulai pada halaman 329. Meski sekelumit, namun pengakuan perwira CIA bahwa Adam Malik adalah agen CIA menggegerkan Tanah Air.
"Saya merekrut dan mengontrol Adam Malik," ujar Clyde McAvoy, perwira CIA itu, dalam sebuah wawancara pada tahun 2005. McAvoy bertemu dengan Adam Malik di sebuah tempat rahasia dan aman di Jakarta pada 1964.
"Dia adalah pejabat Indonesia tertinggi yang pernah kami rekrut," tambah McAvoy.
Adam Malik dirinci lebih dalam lagi setelah itu. Disebutkan, dalam beberapa minggu yang menegangkan pada bulan Oktober 1965, Negara Indonesia terpecah dua.
Tim Weiner menulis, "CIA berusaha mengkonsolidasi sebuah pemerintah bayangan, sebuah kelompok tiga serangkai yang terdiri atas Adam Malik, Sultan yang memerintah di Jawa Tengah, dan perwira tinggi angkatan darat berpangkat mayor jenderal bernama Suharto.
"Malik memanfaatkan hubungan dengan CIA untuk mengadakan serangkaian pertemuan rahasia dengan Duta Besar Amerika yang baru di Indonesia, Marshall Green. Sang Duta Besar mengatakan bahwa dia bertemu dengan Adam Malik "di sebuah lokasi rahasia" dan mendapatkan "gambaran yang sangat jelas tentang apa yang dipikirkan Soeharto dan apa yang dipikirkan Malik serta apa yang mereka usulkan untuk dilakukan" buat membebaskan Indonesia dari komunisme melalui gerakan politik baru yang mereka pimpin, yang disebut Kap-Gestapu.
........
Tim Weiner juga menulis, "Pada pertengahan bulan Oktober 1965, Malik mengirimkan seorang pembantunya ke kediaman perwira politik senior kedutaan, Bob Martens, yang pernah bertugas di Moskow ketika Malik juga bertugas di sana sebagai diplomat Indonesia. Martens menyerahkan kepada utusan Malik itu sebuah daftar yang tidak bersifat rahasia, yang berisi nama 67 pemimpin PKI, sebuah daftar yang telah dia rangkum dari kliping-kliping surat kabar komunis."
Pada bagian lain disebutkan juga bahwa Duta Besar Green, McGeorge Bundy (Penasihat Keamanan Nasional) dan Bill Bundy (Asisten Menlu untuk Timur Jauh), melihat Suharto dan Kap-Gestapu layak mendapat bantuan AS. Namun Duta Besar Green mengingatkan bahwa bantuan itu tidak boleh berasal dari Pentagon atau Deplu. Program bantuan itu tidak akan bisa dirahasiakan; risiko politisnya sangat besar. Akhirnya disepakati bahwa uang itu harus ditangani oleh CIA.
Mereka sepakat untuk mendukung militer Indonesia dalam bentuk bantuan obat-obatan senilai US$ 500.000 yang akan dikirimkan melalui CIA dengan pengertian bahwa angkatan darat akan menjual obat-obatan tersebut untuk mendapatkan uang tunai.
Dubes Green, setelah berunding dengan Hugh Tovar, mengirimkan pesan telegram kepada Bill Bundy, yang merekomendasikan pembayaran uang dalam jumlah yang cukup besar kepada Adam Malik:
"Ini untuk menegaskan persetujuan saya sebelumnya bahwa kita menyediakan uang tunai sebesar Rp 50 juta (sekitar $ 10 ribu) buat Malik untuk membiayai semua kegiatan gerakan Kap-Gestapu. Kelompok aksi yang beranggotakan warga sipil tetapi dibentuk oleh militer masih memikul kesulitan yang diakibatkan oleh semua upaya represif yang sedang berlangsung...
Kesediaan kita untuk membantu dia dengan cara ini, menurut saya , akan membuat Malik berpikir bahwa kita setuju dengan peran yang dimainkannya dalam sebuah kegiatan anti-PKI, dan akan memajukan hubungan kerja sama yang baik antara dia dan angkatan darat.
Kemungkinan terdeteksinya atau terungkapnya dukungan kita dalam hal ini sangatlah kecil, sebagaimana setiap operasi "tas hitam" yang telah kita lakukan."
Tim Weiner juga menulis, "Sebuah gelombang besar kerusuhan mulai meningkat di Indonesia. Jenderal Suharto dan gerakan Kap-Gestapu telah membunuh begitu banyak orang. Dubes Green kemudian memberi tahu Wapres Hubert H Humprey dalam sebuah pembicaraan di kantor wakil presiden di Gedung Capitol bahwa "300.000 sampai 400.000 orang telah dibantai" dalam "sebuah pertumpahan darah besar-besaran".
Wakil Presiden menyebutkan bahwa dia telah mengenal Adam Malik selama bertahun-tahun, dan Dubes memujinya sebagai "salah satu orang terpintar yang pernah dia temui." Malik dilantik sebagai menteri luar negeri, dan dia diundang untuk berbincang-bincang selama 20 menit dengan Presiden Amerika di Oval Office. Mereka menghabiskan waktu berbincang-bincang tentang Vietnam.
Pada akhir pembicaraan mereka, Lydon Johnson mengatakan bahwa dia memiliki perhatian amat besar tentang perkembangan di Indonesia dan dia mengirimkan salam hangatnya untuk Malik dan Suharto. Dengan dukungan AS, Malik kemudian terpilih menjadi ketua Sidang Umum PBB."
(nrl/anw)