Film Gigolo Bali Cowboys In Paradise, sebuah film dokumenter yang berdurasi dua menit lebih ini ternyata menuai protes dari Masyarakat Kuta, Bali, film ini memang bercerita tentang gigolo atau laki-laki penghibur perempuan di Pantai Kuta yang kini beredar di internet yang bisa didapat disaksikan di situs pengunduh video youtube.com
Warga maupun tokoh adat Bali sangat menyesalkan film dokumenter yang mangangkat kisah kehidupan para gigolo menjajakan seks untuk para turis yang datang ke Kuta, Bali. Masyarakat Bali mengatakan apa yang diungkapkan di film dokumenter tersebut tidaklah benar adanya walaupun fenomone gigolo ada di Kuta.Mereka menyatakan film itu tak menggambarkan kawasan wisata Kuta yang sebenarnya.
Tokoh masyarakat Kuta Made Suparta Karang mengatakan, film itu mendiskreditkan masyarakat Kuta yang sejak dulu dikenal dengan keramahtamahannya. Menurut dia, saat ini Kuta sudah sangat heterogen, karena ditinggali oleh orang asing maupun pribumi. Protes juga disampaikan Made Juliadi, seorang pedagang minuman di Pantai Kuta.
Menurutnya, Kuta terkenal karena sunset, pasir putih, ombak, dan budayanya. Oleh karena itu ia menyatakan tidak setuju atas cerita di film tersebut. "Tidak semua turis datang ke Kuta untuk mencari seks," katanya
Nonton online film Cowboys in Paradise
Cuplikan film dokumenter Cowboys in Paradise / gigolo Kuta itu dibuka dengan gambar salam perkenalan dari seorang lelaki dewasa di Pantai Kuta. Selain memberi salam perkenalan, lelaki berambut panjang dan berkaca mata itu juga menawarkan jasanya untuk menemani seorang turis perempuan asal mancanegara selama liburan di Bali.
Dalam cuplikan film Cowboys in Paradise lainnya, pengguna internet juga bisa menyaksikan aneka aktivitas lelaki dewasa dan turis asing wanita di Pantai Kuta. Cuplikan juga menampilkan potongan beberapa wawancara yang mengupas dunia gigolo di kawasan Pantai Kuta.
Cowboys In Paradise Movie juga memiliki alamat situs resminya yan anda bisa kunjungi di .http://www.cowboysinparadise.com
Semua bermula dari seorang bocah laki-laki Bali. Demikian Amit Virmani mengawali kisahnya mengapa membuat film 'Cowboys in Paradise' yang kini dianggap mencemarkan Bali.
ReplyDeleteAmit mengaku ide film yang bercerita tentang gigolo di Bali itu datang saat ia berlibur ke Pulau Dewata itu beberapa tahun lalu. Saat itu, Amit bertemu dengan seorang bocah Bali yang berusia sekitar 12 tahun.
Si bocah mendesak Amit untuk berbicara dalam bahasa Jepang. Saat ditanya, anak laki-laki itu mengaku ia hanya ingin berlatih berbahasa Negeri Sakura itu.
"Saya hanya berlatih. Ketika sayaCowboys in Paradise dewasa saya ingin menjadi gigolo bagi perempuan Jepang. Bocah itu menjawab dengan riang gembira," cerita Amit seperti dilansir dalam website cowboysinparadise.
Jawaban itu pun lantas mengganggu pikiran Amit. Pria keturunan India itu bingung dengan rencana karir masa depan si bocah yang sulit diterima masyarakat pada umumnya.
Sejumlah negara dan tempat wisata pantai memang banyak menyediakan jasa seks dengan sejumlah variasinya. Tidak bisa dipungkiri pula banyak perempuan yang kini juga menggunakan jasa seks.
"Tapi ada sesuatu yang lain. Mengapa bocah laki-laki ini begitu berhasrat untuk terlibat perdagangan kotor itu? Mengapa ia merasa bangga? Apa itu surga? Bagi saya surga adalah sebuah kata yang saya pandang dengan curiga. Apa itu surga ketika itu hanya menawarkan anak-anak dengan mimpi yang terbatas tentang masa depan?" kisah Amit.
Amit lantas merasa terpanggil untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. "Maka karena itulah saya membuat film ini," katanya.
Saat ini, 'Cowboys in Paradise' mendapat penolakan dari masyarakat Bali. Mereka keberatan karena film tersebut menganggap Pantai Kuta sebagai surganya para gigolo.
Film tersebut menceritakan sepak terjang gigolo alias pria penghibur wanita di Bali. Para pemuda Bali itu digambarkan memang bak para koboi yang menggoda para turis perempuan. Film itu juga menampilkan wawancara dengan salah satu istri gigolo tersebut. Wanita itu mengaku, suaminya kerap membawa turis wanita bule ke rumahnya.
(iy/eny)
http://movie.detikhot.com/read/2010/04/26/153316/1345670/229/kisah-amit-virmani-mengapa-membuat-film-cowboys-in-paradise
Gigolo Kuta Bali Incar Wanita Jepang
ReplyDeleteSelasa, 27 April 2010 - 14:14 wib
DENPASAR - Praktik pria penjaja seks yang terekam dalam film dokumenter Cowboys in Paradise dianggap sudah merusak citra Bali, sebagai tujuan wisata internasional.
“Selama ini kami menjual keindahan gelombang, matahari terbenam, kura-kura, budaya, dan konservasi alam. Namun, apa sekarang kami terlihat sebagai penjual gigolo? Film itu benar-benar merusak citra kami,” ujar kepala keamanan Pantai Kuta, I Gusti Ngurah Tresna seperti dikutip AFP, Selasa (27/4/2010).
Sejauh ini, kata tresna, pihaknya sudah mengamankan 28 pria yang diduga menjalankan praktik gigolo di Pantai Kuta.
Pria-pria itu biasanya memilih turis asal Jepang. “Mereka mendekati turis wanita, terutama asal Jepang yang ada di Pantai Kuta,” ujar Tresna.
“Wanita-wanita itu akan membiayai selama mereka bersama dengan para gigolo di Kuta, menjadi teman bicara, makan, dan melakukan hubungan seks,” ujarnya.
Praktik ini, tegas Tresna, jelas prostitusi. Namun Tresna mengaku kesulitan membuktikannya. “Wanita-wanita asing itu juga membutuhkan teman,” katanya.
okezone
EMPO Interaktif, Jakarta - Film dokumentar "Cowboys In Paradise" yang bercerita tentang dunia gigolo di Bali mulai menggegerkan dunia maya. Bahkan gara-gara tayangan yang berdurasi dua menit 33 detik itu, Senin (26/4), Satgas Pantai Kuta melakukan razia terhadap pengunjung di pantai itu. Sekitar 28 pemuda ditangkap dalam razia ini.
ReplyDeleteNamun, tahukah Anda apa alasan sutradara film dokumenter ini, Amit Virmani, seorang pria keturunan India mendokumentasikan kehidupan gigolo itu?
Berdasarkan situs film ini, ada alasan tertentu yang melatari Virmani membuat film ini. Pembuatan film ini, bermula ketika dirinya bertemu dengan seorang bocah berusia 12 tahun di pantai itu. Si bocah mendesaknya untuk mengajarinya bahasa Jepang. “Ketika saya dewasa, saya ingin menjadi gigolo bagi perempuan Jepang. Bocah itu menjawab dengan riang gembira,” cerita Amit seperti dilansir dalam situs cowboysinparadise.
Jawaban bocah itu rupanya mengganggunya. Ia gelisah akan masa depan bocah itu. “Mengapa bocah laki-laki ini begitu berhasrat untuk terlibat perdagangan kotor itu. Mengapa ia merasa bangga?” ujarnya dalam situs itu. Bagi sang sineas, surga adalah sebuah kata yang dipandangnya dengan curiga. “Apa surga ketika itu hanya menawarkan anak-anak dengan mimpi yang terbatas tentang masa depan,” kisahnya.
Dari kegelisahan itu, Virmani lantas merasa terpanggil untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. “Karena itulah saya membuat film ini,” katanya.
Hingga hari ini, film yang beredar bebas tersebut terus menuai kritik masyarakat Bali. Sebab, film ini dinilai tak menyampaikan fakta sebenarnya di lapangan meski fenomena gigolo memang diakui ada di Kuta. Heboh film ini juga membuat pihak satuan tugas Pantai Kuta meradang. Walhasil, razia rutin terhadap gigolo pun digelar, terutama ditujukan kepada gigolo yang merugikan turis dan merusak citra pariwisata Bali.
AGUSLIA HIDAYAH | cowboysinparadise.com
Gigolo Bali yang Penuh Kontroversi
ReplyDeleteFilm gigolo kuta bali - Pria penghibur wanita, atau yang lebih familiar disebut dengan gigolo kembali menjadi buah bibir. 'Profesi' pramu nikmat ini disorot publik lantaran beredarnya film dokumenter di Youtube yang mengisahkan para gigolo yang menawarkan jasa di Pantai Kuta, Bali. Publik Bali pun meradang.
Cuplikan berdurasi tak kurang dari 2 menit soal 'Cowboys in Paradise' menggambarkan kehidupan dan aktivitas pemuda petualang cinta di Bali, khususnya Pantai Kuta. Sosok para pemuda berbadan atletis dan berkulit gelap ditampilkan sedang bermesraan dengan turis wanita. Bahasa asing mereka, terutama Inggris, lumayan lancar.
Akibat beredarnya film dokumenter ini, Satgas Pantai Kuta akhirnya melakukan razia terhadap para pria berbadan kekar yang berkeliaran di Pantai Kuta pada Senin 26 April lalu. Hasilnya, puluhan pria berbadan kekar tanpa identitas. Usai razia ini, Pantai Kuta sepi oleh para pemuda kekar.
Berbagai reaksi atas praktek para gigolo di Pantai Kuta muncul. Meski tidak dibantah keberadaannya, para gigolo di Pantai Kuta Bali disebut-sebut bukan berasal dari Pulau Dewata. "Sebenarnya itu (gigolo) dari masyarakat luar, bukan dari masyarakat Kuta," kata Bendesa Adat Kuta, Gusti Ketut Sudira saat jumpa pers di Pantai Kuta, Selasa 27 April kemarin.
Para pemuda Bali pun merasa dirugikan akibat tayangan film dokumenter itu. "Saya sempat nonton dari keponakan saya. Dia sebagai pemuda Kuta agak terusik sedikit, karena local boy disingung seperti itu," imbuh Sudira.
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika langsung bersikap. Dia berjanji akan mengusut tuntas film yang menggegerkan tersebut. Pastika juga berjanji bakal mengambil tindakan tegas agar citra Bali sebagai pulau spiritual tidak ternoda.
Sebenarnya apakah benar praktek gigolo memang terjadi di Bali? Fenomena gigolo di Bali memang sudah ada. Informasi yang dihimpun detikcom, jasa gigolo sudah mulai ada di Bali sejak 20 tahun yang lalu. Jasa Gigolo di Bali memang merebak layaknya bisnis Pekerja Seks Komersial (PSK) yang umumnya tumbuh subur di daerah-daerah pariwisata.
Sang sutradara film, Amit Wirmani, mengaku membuat film tersebut lantaran terinspirasi oleh anak Bali yang bercita-cita menjadi seorang gigolo kelak kalau sudah dewasa. Pengakuan polos bocah bali ini membuat Amit prihatin.
"Kalau saya sudah besar nanti, saya mau memberi layanan seks untuk gadis Jepang," kata si bocah, seperti diceritakan Amit di situsnya seperti dikutip Senin (26/4/2010). Amit mengkritik bisnis esek-esek marak di Bali dan negara-negara lainnya di Asia Tenggara yang memiliki keindahan alam, namun berpenduduk miskin. Inilah menurut Amit yang menyebabkan bisnis seks tumbuh subur di kawasan wisata.
Bagaimana pun, fenomena gigolo yang terjadi di Bali adalah realita. Boleh saja publik marah atas beredarnya film yang dianggap mencemarkan Bali. Tindakan tegas pemegang kebijakan pun dinantikan agar citra Bali sebagai Pulau Dewata tidak ternodai.
Pemain "Coboys in Paradise": Saya Tak Tahu Itu Film Gigolo
ReplyDeleteKUTA, KOMPAS.com -- Seorang pemain film dokumenter kontroversial Cowboys in Paradise mengaku tak tahu bahwa film yang menampilkannya tersebut merupakan film tentang gigolo di Bali.
Arnold, seorang anak pantai di Bali yang tampil dalam film yang menuai protes dari pemerintah daerah dan para warga Bali itu, mengatakan, ketika diminta ambil bagian dalam film tersebut ia tidak diberita tahu bahwa film itu akan berkisah mengenai gigolo di Bali. "Kalau saya tahu itu film gigolo, logikanya bodoh aja kalau saya main film seperti itu," ujar Arnold.
Dalam film tersebut, Arnold tampak pada bagian pembukaan dengan mengucapkan, "I think I know you". Pemuda yang sehari-hari bekerja menyewakan papan selancar ini mengaku kenal dengan sang sutradara, Amit Virmani, yang memang saat itu sangat dekat dengan anak-anak pantai. "Pertama kenal, (dia) sebagai tamu. Terus, dekat sama anak-anak. Kemudian, jadi teman baik," cerita Arnold.
Dengan adanya film itu, Arnold merasa hanya dimanfaatkan oleh Amit. Ia menganggap Amit mereguk keuntungan dengan mengorbankan anak-anak pantai. "Kata teman saya, dia (Amit) dapat duit miliaran di setiap negara yang memutar film tersebut, sementara saya enggak dapat apa-apa. Malah, nama baik saya tercemar," ujarnya lagi. (C4-10)
Wah bener2 info yg menarik nihhh... mantapfff !
ReplyDelete